KETRAMPILAN PENGELOLAAN KELAS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEGATURAN LINGKUNGAN FISIK KELAS
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran yang
efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar
yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang
kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkunagan
kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang
aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa.
Hal yang penting bahwa dalam penataan tempat duduk
siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang
digunakan saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik
individu siswa, baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis
siswa itu sendiri. Hal ini penting karena guru perlu menyusun atau menata
tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang nyaman bagi para siswa.
Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas ialah
mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang
lainnya di dalam kelas.
Sesuai dengan penjelesan tersebut, bahwa penataan
ruang kelas atau pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh
guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, melalui kegiatan
pengaturan siswa dan barang/ fasilitas. Selain itu pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakakan, memelihara tingkah laku siswa yang dapat
mendukung proses pembelajaran. Maka dengan demikian pengelolaan kelas berupa
penataan tempat duduk siswa sebagai bentuk pengelolaan kelas dapat membantu
menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian lingkungan fisik kelas?
2.
Bagaimana pengelolaan lingkungan fisk kelas?
PEMBAHASAN
A. LINGKUNGAN FISIK FISIK KELAS
Lingkungan
kelas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
dilaksanakan. Kelas sebagai
sesuatu yang bersifat multidimensional, serentak, segera, dan tidak dapat
diprediksi. Ruang kelas adalah lingkungan yang kompleks dimana manusia
berinteraksi, saling bergantung antar satu orang ke orang lain, dan dengan
berbagai karakter unik dalam lingkungan sosial dan fisik yang spesifik.
Lingkungan
kelas tersebut dapat bersifat fisik, misalnya ruang kelas, perabotan kelas,
kebersihan kelas, meja-kursi, dan lain lain.[1]
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting dalam
hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat
akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai
pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan belajar. Kondisi dan lingkungan
yang menjadi perhatian dan kepedulian dalam terciptanya pembelajaran sebagai
berikut :
1.
Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Besarnya ruangan kelas sangat bergantung kepada beberapa
hal antara lain: jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam
kelas atau bekerja di ruang praktikum) dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan
(kegiatan bersama secara klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil). Ruang belajar yang merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan
kegiatan belajar mengajar meliputi ruang kelas, laboraturium, dan ruang
auditorium (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:45).
Syarat-syarat kelas yang baik adalah :
Syarat-syarat kelas yang baik adalah :
a. Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
b. Cukup cahaya dan sirkulasi udara
c. Sirkulasi udara cukup
d. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya,
dan ditata dengan rapi
e. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
f. Ukuran ruang kelas 8m x 7m
g. Dapat memberikan keleluasaan gerak, komunikasi
pandangan dan pendengaran
h. Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa
dapat bergerak leluasa
Tujuan utama penataan
lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya
tingkah laku siswa yang tidak yang tidak diharapkan melalui penataan tempat
duduk, perabot, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas, sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi aktif antara siswa dan guru serta antar
siswa, dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu penataan kelas harus memungkinkan
guru dapat memantau semua tingkah laku siswa sehingga dapat dicegah munculnya
masalah disiplin. Melalui penataan kelas, diharapkan siswa dapat memusatkan
perhatiannya dalam proses pembelajaran dan akan bekerja secara efektif.
B. PENGELOLAAN LINGKUNGAN FISIK KELAS
Pengelolaan kelas yang menyangkut pengelolaan
lingkungan fisik proses belajar mengajar, khususnya adalah ruangan kelas. Ketrampilan dasar yang terkait dengan pengelolaan lingkungan fisik ruangan belajar meliputi: pengaturan
ruang belajar, pengaturan meja dan kursi belajar, penempatan media pembelajaran.
1.
Pengaturan ruang belajar
Guru biasanya
menggunakan ruang belajar dengan arsitekstur yang sudah ada. Benda-benda yang merupakan isi pokok
ruang belajar juga sudah ada dan tertata sebelum guru menggunakan ruang
belajar. Ruang belajar pada umumnya berbentuk empat persegi panjang,
berisi papan tulis, meja dan kursi belajar siswa, dan meja dan kursi guru.
Benda-benda lain yang sering juga ada di dalam ruang belajar adalah almari,
rak, dan benda-benda pajangan. Hal-hal yang perlu diketahui mengenai pengaturan
benda-benda yang menjadi isi ruang belajar, dan guru seharusnya mempunyai
ketrampilan untuk mengaturnya adalah sebagai berikut.
a.
Isi ruangan tidak terlalu padat. Isi ruangan
yang terlalu padat menyebabkan kesan terlalu (“noise”), yang dapat
mengganggu transmisi pesan pelajaran kepada siswa. Ruang kelas di Indonesia
saat ini cenderung diisi murid sebanyak mungkin (bisa mencapai 40-50 siswa
untuk ruangan berukuran kira-kira 7 x 8 cm), sehingga kelas tampak berjubel.
Pada dinding ruangan sering dipasang pajangan, pajangan yang terlalu banyak
menyebabkan “noise”.
b.
Penataan
benda-benda dalam ruangan belajar perlu diatur sedemikian rupa sehingga:
memberi kebebasan untuk berlalulintas, memudahkan kerja, dan artistik.[3]
c.
Ventilasi dan
pengaturan cahaya
Ventilasi harus
cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan
cahaya matahari masuk. Kapur tulis yang dipergunakan sebaiknya kapur yang bebas
dari debu dan selalu bersih. Tidak diperkenankan merokok dalam kelas. Cahaya masuk
dai sebelah kiri jangn berlawanan dengan
bagian depan.[4]
d.
Pengaturan
penyimpanan barang-barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai dan cara pengambilan
dari tempat khusus hendaknya diatur sedemikian rupasehingga barang-barang tersebut
segera dapat dipergunakan.
e. Pengaturan alat-alat pelajaran
Alat-alat pengajaran yang harus ditata meliputi:
perpustakaan kelas, alat-alat media pengajaran, papan tulis, kapur tulis, dan
papan presentasi siswa.
f. Penataan kebersihan dan keindahan kelas
Hiasan dinding perlu di manfaatkan untuk menjaga
keindahan kelas diantaranya: burung garuda, teks proklamasi, slogan pendidikan,
gambar para pahlawan dan peta atau globe. Kemudian almari juga perlu ditata
agar tidak mengganggu ketika pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar
berllangsung.[5]
Lingkunagan
kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif
antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell
(Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
1.
Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility
artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau
kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua
siswa kegiatan pembelajaran.
2.
Accesibility (mudah dicapai).
Penataan ruang
harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang
dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk
harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah
dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
3.
Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang
di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
4.
Kenyamanan
Kenyamanan
disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
5.
Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha
guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar.
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap
dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan dan pengaturan
ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru
bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam
belajar. Dalam
pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny
Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
- Ukuran
bentuk kelas
- Bentuk
serta ukuran bangku dan meja
- Jumlah
siswa dalam kelas
- Jumlah
siswa dalam setiap kelompok
- Jumlah
kelompok dalam kelas
- Komposisi
siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria
dan wanita).[6]
2.
Pengaturan letak meja dan kursi belajar
bersifat “moveable”, artinya mudah
dipasang dan dibongkar. Untuk kelas sains, pengaturan seperti itu dapat sewaktu-waktu diperlukan
untuk pengajaran klasikal, kerja kelompok, dan diskusi kelompok.
Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa
dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah
formal.tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat
duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi
empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan
merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.
Bentuk dan
ukuran tempat yang digunakan bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat
di duduki oleh seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa orang
siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya yang
disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat
dudukpun sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah
untuk diubah-ubah dan juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.
Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk
yang bias digunakan di dalam kelas seperti berjejer ke belakang, bentuk
setengah lingkaran, berhadapan, dan sebagainga. Biasanya posisi tempat duduk
berjejer kebelakang digunakandalam kelas dengan metode belajar ceramah. Dan
untuk metode diskusi dapat menggunakan posisi setengah lingkaran atau
berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan tempat duduk dengan metode kerja kelompok
atau bahkan bentuk pembelajaran kooperatif, maka menurut Lie (2007: 52) ada
beberapa model penataan bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran
kooperatif, diantaranya seperti:
- Meja tapal
kuda, siswa bekelompok di ujung meja
- Penataan
tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
- Meja
Panjang
- Meja
Kelompok, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
- Meja
berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja
Dan masih ada
beberapa bentuk posisi tempat duduk yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
kooperatif ini.
Dalam memilih
desain penataan tempat duduk perlu memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelas
yang kan disesuaikan pula dengan metode yang akan digunakan.
Hal yang tidak
boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut guru tidak
hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi
seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa, baik dilihat
dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting
karena guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan
suasana yang nyaman bagi para siswa.[7]
3.
Penempatan media pembelajaran disesuaikan
dengan kepentingan
Di dalam kelas
biasanya ada media yang ditempatkan permanen, dan ada yang dibongkar pasang.
Media yang ditempatkan permanen biasanya berbentuk pajangan yang dipajang di
dinding. Penempatan pajangan ini sebaiknya tidak di dinding yang ada di depan
kelas, karena menjadi pengganggu ketika guru mengajar dengan menggunakan media
yang di pajang di depan kelas. Lama pemasangan pajangan di dinding atau
ditempat lain perlu dibatasi waktunya; jika terlalu lama, siswa menjadi kurang
respek terhadapnya, dan media biasanya menjadi tidak terawat.[8]
Media, alat
peraga, buku panduan, alat permainan seperti peralatan alat-alat musik dan
peralatan lainnya sebaiknya disimpan dengan rapi menurut kelompok fungsinya, di
tempat yang sudah disediakan (rak/lemari) agar dapat dicari dengan mudah pada
saat akan digunakan dan hanya dikeluarkan bila akan digunakan.
Namun apabila alat permainan dan media yang
Anda miliki terbatas, jangan kuatir karena anak-anak memiliki imajinasi yang
tinggi. Dengan imajinasi tersebut mereka masih dapat bermain dan melakukan
aktivitas dengan materi, media, dan alat-alat yang tersedia. Kegembiraan mereka
tidak akan berkurang dan mereka masih bisa memperoleh pengalaman yang sangat
berarti.[9]
PENUTUP
1.
Lingkungan kelas adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.
2.
Ruang belajar
yang merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar
meliputi ruang kelas, laboraturium, dan ruang auditorium (Dirjen PUOD dan
Dirjen Dikdasmen, 1996:45).
3. Syarat-syarat kelas yang baik adalah :
j.
Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
k. Cukup cahaya dan sirkulasi udara
l.
Sirkulasi udara cukup
m. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya,
dan ditata dengan rapi
n. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
o. Ukuran ruang kelas 8m x 7m
p. Dapat memberikan keleluasaan gerak, komunikasi
pandangan dan pendengaran
q. Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa
dapat bergerak leluasa
r.
Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas
4.
Tujuan utama penataan
lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya
tingkah laku siswa yang tidak yang tidak diharapkan melalui penataan tempat
duduk, perabot, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas, sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi aktif antara siswa dan guru serta antar
siswa, dalam kegiatan pembelajaran.
5.
pengelolaan lingkungan
fisik ruangan belajar meliputi:
a.
pengaturan ruang belajar,
b.
pengaturan meja dan kursi
belajar,
c. penempatan
media pembelajaran.
6. prinsip yang
perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut
Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a.
Visibility (
Keleluasaan Pandangan)
b.
Accesibility (mudah
dicapai).
c.
Fleksibilitas
(Keluwesan)
d.
Kenyamanan
e.
Keindahan
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,Aswan. Strategi Belajar Mengajar.
(Jakarta: Rineka Cipta. 2002). cet. II
[2]http://my.opera.com/karuniayenisusilowaty/blog/2012/09/26/makalah-manajemen-kelas-pengaturan-kondisi-dan-penciptaan-iklim-belajar-yang-men
[4] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. II,
230
[5] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, Strategi....., 229
[6]http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/penataan-tempat-duduk-siswa-sebagai-bentuk-pengelolaan-kelas/
[7]http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/28/penataan-tempat-duduk-siswa-sebagai-bentuk-pengelolaan-kelas/
Comments
Post a Comment