INDIKATOR, DIMENSI, KONSEP, PROPOSISI DAN TEORI
PENDAHULUAN
Latar belakang
Penelitian dilaksanakan
didalam konteks suatu cara berifikr mengenai data yang meletakan
tuntutan-tuntutan khusus pada data, jika data itu memiliki kegunaan ilmiah
tertentu. Cara berfikir mengenai data lazimnya mencakup apa secara longgar
menunjuk sebagai teori.
Penelitian pada
dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode ilmiah, yaitu metode yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Teori merupakan bagian dari ilmu
yang memberikan penjelasan mengenai fenomena alam. Karena teori bagian dari
ilmu maka memiliki jalinan erat dengan penelitian karena Penelitian merupakan
proses yang sistematis untuk mengembangkan teori.
Oleh karena itu, penulis mencoba
untuk memaparkan unsure-unsur didalam penelitian itu sendiri diantaranya konsep
(konstruk), proposisi dan teori.
Rumusan
masalah
a.
Pengertian indikator
b.
Pengertian dimensi
c.
Pengertian konsep
d.
Pengertian proposisi
e.
Pengertian teori
PEMBAHASAN
A.
INDIKATOR
Terdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang
definisi indikator. Beberapa definisi diantaranya yang dianggap lebih mudah
dipahami adalah menurut:
a.
Wilson dan Sapanuchart, Indikator
adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi.
b.
World Health Organization (WHO),
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan
yang terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
c.
Departemen Kesehatan, Pendidikan dan
Kesejahteraan Amerika Serikat, Indikator adalah statistik dari hal normatif
yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian
ringkas, komprehensif dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek
penting dari suatu masyarakat.
Dari definisi di atas indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak
selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi
petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu
pendugaan. Misalnya, kasus diare yang didapat dari data kunjungan pasien di
Puskesmas bisa saja hanya menunjukan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat.
Persyaratan
Indikator
a. Sederhana
Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana
dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.
b. Terukur
Indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan
informasinya dan jelas ukurannya sehingga dapat digunakan untuk perbandingan
antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain
agar memudahkan dalam memperoleh data.
c. Bermanfaat
Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk
kepentingan pengambilan keputusan.
d. Terpercaya
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh
pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
e. Tepat Waktu
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan
dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat
pengambilan keputusan dilakukan.[1]
B.
DIMENSI
Ada empat dimensi penelitian, yaitu:
1. Berdasarkan
tujuan penelitian
a. Penelitian
eksploratif
Penelitian ini mencoba untuk menggali
informasi atau permasalahan yang relatif masih baru. Bertujuan untuk menjadikan
penelitian lebih dekat dengan fakta atau gejala sosial, mengembangkan
pengalaman mengenai gejala sosial dan menghasilkan ide serta mengembangkan
teori-teori yang mampu memprediksi gejala sosial.
b. Penelitian
deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok atau gejala sosial yang ada di
masyarakat, menyediakan dan mengakurasi profil suatu kelompok masyarakat,
mendeskripsikan proses, mekannisme atau hubunngan antarkelompok.
c. Penelitian
eksplanatif
Penelitian ini menghubungkan pola-pola
yang berbeda, namun memiliki keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab
akibat. Bertujuan untuk menentukan akurasi sebuah prinsip atau teori, mennjelaskan
lebih lanjut mengenai pengetahuan proses-proses yang mendasar, dan
menghubungkan isu atau topik yang berbeda dengan pernyataan umum.
2. Berdasarkan
manfaat penelitian
a. Penelitian
dasar (murni)
Penelitian ini memfokuskan pada dukungan
atau penolakan sebuah teori yang menjelaskan bagaimana dunia sosial bekerja.
Penelitian ini lebih banyak digunakan untuk kepentingan akademis seperti
skripsi, tesis dan disertasi. Tujuan dnarni penelitian ini adalah untuk
memberikan kontribunsi dasar, pengetahuan teoritis.
b. Penelitian
terapan
Penelitian terapan mencoba untuk
memberikan solusi yang lebih spesifik pada masalah-masalah kebijakan dan
membantu parna praktisi danlam menjalankan tungasnya. Penelitian ini merupakan
bagian dari pekerjaan dan akan dinilai oleh sponsor yang akan membiayai,
biasanya berada di luar disiplin ilmu peneliti. Tujuannya secara praktis
mengarah untuk memperoleh imbalan batau pengguna hasil penelitian.
3. Berdasarkan
waktu penelitian
a. Penelitian
longitudinal (antarwaktu)
Penelitian ini dilakukan antarwaktu atau
penelitian mengenai masalah, namun dilakukan dalam dua waktu yang berbeda.
Sering digunakan pada penelitian analisis dampaka atau analisis perubahan
sosial, sehingga penelitian dilakukan sebelum dan setelah kebijakan
diberlakukan. Bentuk-bentuk penelitian longitudinal:
Bentuk
|
Gejala
|
Waktu
|
Responden
|
kecenderungan (trend research)
|
Sama
|
berbeda
|
berbeda
|
panel
|
Sama
|
berbeda
|
sama
|
kohort
|
Berbeda
|
berbeda
|
berbeda tapi dg karakter sama
|
b. Penelitian
cross-sectional (satuwaktu)
Penelitian ini dilakukan dalam satu
waktu tertentu dengan satu fokus. Lebih mudah dilakukan karena hanya memerlukan
sedikitn biaya. Digunakan untuk tujuan eksplorasi, deskripsi atau eksplanasi.
c.
Case Study
Cross-Sectional dan
Longitudinal research dilakukan pada penelitian kuantitatif. Sedangkan pada
penelitian kualitatif, pada umumnya para peneliti menggunakan case study
atau studi kasus.
Selain berbeda dengan Cross-Sectional dan
Longitudinal research dalam jenis data yang dikumpulkan, case study mengutamakan
kedalaman dari data penelitian tersebut sehingga seringkali memerlukan waktu
yang realtif lama. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini selain
mendalam, juga biasanya beragam dan sangat detil.
Case study ini pada dasarnya tidak identik dengan penelitian kualitatif. Namun
demikian, hampir seluruh penelitian kualitatif berusaha mmebangun konstruk
berdasarkan kedalaman dan detil pengetahuan dari kasus-kasus.[2]
4. Berdasarkan
teknik pengumpulan data
a. Penelitian
kualitatif
Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan kata-kata atau kalimat individu, buku atau sumber lain.

Field
research dimulai dengan perumusan gagasan atau topik yang dapat
berubah. Selanjutnya peneliti memilih kelompok sosial atau lokasi untuk
diteliti. Setelah peneliti mendapatkan akses terhadap kelompok atau lokasi
tersebut segera ia mengadopsi setting peran sosial dan melakukan penelitian.
Peneliti melakukan observasi dan berinteraksi dalam lingkungan sosial tersebut
dalam waktu yang dapat saja hanya beberapa bulan tetapi dapat juga dalam waktu
yang cukup lama. Individu yang diwawancarai biasanya sudah dikenal betul oleh
peneliti.
Field
research biasanya digunakan untuk penelitian eksploratif dan deskriptif, sangat
jarang untuk penelitian eksplanatif.

Penelitian
ini menjelaskan aspek-aspek kehidupan di masa yang telah lalu atau melampaui
berbagai budaya yang berbeda.[3]
b. Penelitian
kuantitatif
Penelitian ini dilkakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka. Varian penelitian kuantitatif ada empat,
yaitu penelitian survei (dengan menggunakan kuisioner), isi (memanfaatkan isi
atau informasi sebagai simbol material), analisis data sekunder ( dengan
menggunakan data pemerintahan) dan eksperimen (percobaan).[4]
C.
KONSEP
Menurut Soedjadi yang
menyatakan bahwa “Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan
suatu istilah atau rangkaian kata”.[5]
Definisi
pengertian konsep menurut para ahli:
1.
Woodruf mendefinisikan konsep
sebagai adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu
pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara
seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
2.
Dari wikipedia bahasa Indonesia
dijelaskan bahwa Konsep merupakan abstrak, entitas mental yang universal yang
menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan.
Pengertian Konsep sendiri adalah universal di mana mereka bisa diterapkan
secara merata untuk setiap extensinya. Konsep juag dapat diartikan pembawa
arti.
3.
Bahri menjelaskan konsep adalah
satuan ahli yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama.[6]
Dalam penelitian seorang peneliti menggunakan istilah
yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya.
Hal itu yang disebut konsep, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk
mengambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam penelitian akan ditemui 2 jenis
konsep yaitu :
a.
Konsep-konsep yang jelas hubungannya
dengan fakta atau arealitas yang mereka wakili.
b.
Konsep-konsep yang lebih abstrak
atau lebih kabur hubungannya dengan fakta atau realitas. Konsep ini lebih
menekankan pada pengamatan dalam penelitian social, dan tidak mudah
menghubungkan hasil yang diamati dengan fenomena yang diacunya.[7]
D.
PROPOSISI
Proposisi adalah hubungan yang
logis antara dua konsep. Dalam pengertian lain Proposisi adalah kesimpulan
teoritik konsepsional tentang konstelasi hubungan antar variabel sebagai
jawaban teoritik. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau konstruk
yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut hipotesis.
Kegunaan Proposisi dalam Metodologi
Penelitian merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal
atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena.[8]
Ada
dua tipe proposisi yaitu:
1. Aksioma atau postulat, yaitu proposisi
yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan lagi. Sehingga tidak perlu diuji
dengan sebuah penelitian.
2. Teorema, proposisi yang dideduksikan
dari aksioma, aksioma banyak digunakan dalam ilmu-ilmu eksakta sedangkan dalam
ilmu sosial aksioma sangat jarang. Sedangkan yang menjadi perhatian peneliti
adalah teorema inti.[9]
Jenis-jenis proposisi terbagi menjadi 4 bagian :
1.
Proposisi berdasarkan Bentuk :
·
Proposisi tunggal adalah proposisi
yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat. Contoh : Ayah membaca Koran
·
Proposisi majemuk adalah proposisi
yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat. Contoh : Indra belajar
bermain piano dan menyanyi di studio
2.
Proposisi berdasarkan Sifat :
·
Proposisi Kategorial adalah
proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun
Contoh : Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld
·
Proposisi kondisional adalah
proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan syarat
tertentu. Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah
3.
Proposisi berdasarkan kualitas :
·
Proporsisi positif, yaitu proporsisi
dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya. Contoh : Semua gajah
berbadan besar
·
Proporsisi negatif, yaitu proporsisi
dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya. Contoh : Tidak ada
wanita yang berjenggot
4. Proporsisi
berdasarkan kuantitas :
·
Proporsisi universal, yaitu
proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua. Contoh : Semua
warga Indonesia mememiliki KTP
·
Proporsisi spesifik / khusus, yaitu
proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek. Contoh : Tidak semua
murid patuh kepada gurunya[10]
E.
TEORI
Menurut Kelinger sebagaimana
dikutip oleh Sugiyono menyebutkan bahwa teori adalah seperangkat kontruk
(konsep), definisi, dan proposisi ysng berfungsi untuk melihat fenomena yang
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna
untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Sedangkan menurut William Wiersma,
teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunankan
untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.
Menurut Sitirahayu Hadinoto, teori akan mempunyai
arti penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan
gejala yang ada.
Dari beberapa teori tersebut
Sugiono menarik kesimpulan bahwa teori adalah alur logika atau penalaran, yang
merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi ysng di susun secara
sistematis. Jadi secara umum teori mempunysi tigs fungsi yaitu untuk
menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control)
suatu gejala.[11]
Teori
mengandung tiga hal:



Unsur-unsur teori:
a. Kategori
konseptual dan kawasannya
Kategori adalah unsur konseptual
suatu teori sedangkan kawasannya adalah aspek atau unsur suatu kategori.
Kategori maupun kawasan disini adalah konsep yang ditunjukkan oleh data yang
berbeda dalam konsep aktualnya. Kategori yang tingkatan abstraksinya lebih
rendah munculnya relatif lebih cepat, yaitu sejak awal pengumpulan data.
Sedangkann konsep dengan kawasan yang lebih tinggi tingkatan abstraksinya
muncullnya cenderung kemudian dan kemunculannya itu berlaku baik pada tahap
pengumpulan, pemberian kode, maupun pada anallisis data.
b. Hipotesis
Analisis perbandingan antara
kelompoktidak hanya menghasilkan kategori, tetapi mempercepat adanya hubungan
yang ndisimpulkan anntara kelompok tersebut, dan hal ini disebut hipotesis.
Secara tradisional biasanya hipotesis itu telah disusun terlebih dahulu dan
peneliti kualitatif lainnya masih ada yang menggunakan cara yang denmikian.
Namun, pada peneliti kuantitatif, peneliti segera akan terlibat dalam acara
pembentukan hipotesis sejak awal terjun kelapangan penelitian.
c. Intregrasi
Intregrasi teori maksudnya pemaduan
unsur-unsur teori sehingga menjadi lebih bermakna dan lebih kompak. Intregrasi
bisa dimulai dari hal yangn umum ke hal yang khusus.[13]
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Indikator adalah variabel yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
2. Persyaratan-persyaratan
dalam menetapkan suatu indikator yakni sederhana,
terukur, bermanfaat, terukur, dan tepat waktu.
3. Dimensi
penelitian: berdasarkan tujuan penelitian (Penelitian eksploratif, deskriptif
& eksplanatif), berdasarkan manfaat penelitian (Penelitian dasar (murni)
& terapan), berdasarkan waktu penelitian (Penelitian longitudinal
(antarwaktu), cross-sectional (satuwaktu) & Case Study),berdasarkan
teknik pengumpulan data (Penelitian kualitatif & kuantitatif)
4. Konsep adalah ide abstrak yang dapat
digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata
5. Proposisi
adalah kesimpulan teoritik konsepsional tentang konstelasi hubungan antar
variabel sebagai jawaban teoritik.
6. Teori
adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proposisi ysng di susun secara sistematis.
7. Unsur-unsur
teori: kategori konseptual dan kawasannya, hipotesis & intregrasi
DAFTAR PUSTAKA
http://apriliana-semester4.blogspot.com/2013/01/teori-penelitian-dan-penulisan-ilmiah.html. diakses tannggal 15 Mei 2013
http://bloghendrigmail.blogspot.com/2009/11/konsep-proposisi-dan-teori.html,
diakses tannggal 15
Mei 2013
http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info402.html,
diakses tannggal 15
Mei 2013
http://lewokedaerik.blogspot.com/2012/10/indikator-indonesia-sehat_7400.html,
diakses tannggal 15
Mei 2013
http://sumberinfoo.blogspot.com/2012/06/mengenal-tentang-konsep-variabel-dan.html,
diakses tannggal 13 Mei 2013
Martono, Nanang. “Metode Penelitian Kuantitatif”. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2011).
cet. Ke-II
Moleong, Lexy J.
“Metodologi Penelitian Kualitatif”. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002). cet. Ke-XVI
Sugiyono, “Metode
Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”,
(Bandung: Alfabeta, 2006)
[1] http://lewokedaerik.blogspot.com/2012/10/indikator-indonesia-sehat_7400.html, diakses
tannggal 15 Mei 2013
[2] http://asropi.wordpress.com/2008/08/26/dimensi-dimensi-penelitian/ , diakses tannggal 15 Mei 2013
[3] ibid
[4] Nanang Martono, “Metode Penelitian Kuantitatif”,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), cet. Ke-II, 15-21
[6]http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info402.html, diakses tannggal 15 Mei 2013
[7] http://sumberinfoo.blogspot.com/2012/06/mengenal-tentang-konsep-variabel-dan.html, diakses tannggal 15 Mei 2013
[8] http://bloghendrigmail.blogspot.com/2009/11/konsep-proposisi-dan-teori.html, diakses tannggal 15 Mei 2013
[10] http://sumberinfoo.blogspot.com/2012/06/mengenal-tentang-konsep-variabel-dan.html, diakses tannggal 15 Mei 2013
[11] Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2006), 79-81
[12] http://apriliana-semester4.blogspot.com/2013/01/teori-penelitian-dan-penulisan-ilmiah.html diakses pada tanggal 15 mei 2013
[13] Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-XVI, 38-42
Comments
Post a Comment