ILMU MAKKIYAH DAN MADANIYAH
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Al-Qur’an
dimulai dari suratAl-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas,terdiri dari 124
surat dan 6666 ayat.Tim penyusunnya adalah Abdullah Bin Zubair,Abdurrahman Bin
Haris Bin Hisam Said Bin Al-Ash.Itulah tim pembuka Al-Qur’an yang pertama
kali,ditulis dengan tangan dan hasilnya 5buah kitab suci Al-Qur’an.[1]
Di
dalam Al-Qur’an terdapat surat makkiyah dan madaniyah.Surat makkiyah merupakan
surat yang diturunkan di kota mekkah sedangkan madaniyah merupakan surat yang
diturunkan di kota madinah setelah nabi Muhammad SAW hijrah ke mekkah.
Orang
yang membaca Al-Qur’nul karim akan melihat bahwa ayat-ayat makkiyah mengandung
karakteristik yang tidak ada dalam madaniyyah baik dalam irama maupun
maknanya.Sekalipun yang kedua ini didasarkan pada yang pertama dalam
hukum-hukum dan perundang-undangan.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Makki dan Madani
Yang
dimaksud ilmu makki dan ilmu madani adalah ilmu yang membahas bagian Al-Qur’an
yang makki dan bagian yang madani,baik dari segi maknanya,cara-cara
mengetahuinya atau tanda-tanda masing-masingnya,maupun macam-macamnya.Sedangkan
yang dimaksud dengan makki dan madani ialah bagian-bagian Al-Qur’an,dimana ada
bagiannya termasuk makki dan ada yang termasuk madani.[2]
Sedikitnya
ada empat teori dalam menentukan kriteria untuk memisahkan nama bagian
Al-Qur’an yang makki atu surah/ayat yang makkiyah,dan nama bagian yang madani
atau surah/ayat yang madaniyyah.Adapun teori-teori tersebut ialah sebagai
berikut:
a. Teori Mulaahazhatu
Makanin Nuzuli (teori geografis)
Yaitu
teori yang berorientasi pada tempat turun Al-Qur’an / tempat turunnya
ayat.Teori ini mendefinisikan bahwa Al-Qur’an makki /surah/ayat makkiyah ialah
yang turun di mekkah dan sekitarnya baik waktu turunnya nabi Muhammad sebelum
hijrah ke madinah ataupun sesudah hijrah ke madinah.Menurut teori geografis
ini,ayat-ayat ini diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebelum hijrah ke madinah
ketika beliau berada di mina,arafah,hudaibiyah dan sebagainya.Sedangakan
Al-Qur’an madani ayat-ayat madaniyah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW di
madinah dan sekitarnya misalnya di Badar,Qubd,Madinah,Uhud,dll.
Kelebihan
dari teori geografis ini ialah hasil rumusan pengertian makki dan madani ini
jelas dan tegas,sedangkan kelemahannnya adalah teori ini tidak bisa dijadikan
patokan,batasan atau definisi.
b. Teori Mulaahazhatul
Mukhathabiina Fin Nuzuuli (Teori Subjektif)
Yaitu yang berorientasi pada subyek
siapa yang di khithab/dipanggil dalam ayat.Jika subyeknya orang-orang mekkah
maka ayatnya dinamakan makiyah dan subyeknya orang-orang madinah maka ayatnya
disebut madaniyah.
Menurut teori subjektif ini yang
dinamakan Qur’an makki ialah yang berisi
khitab/panggilan kepad penduduk mekkah dengan kata-kata : “Ya Ayyuhannasu
(wahai manusia) atau “Yaa Ayyuhal kaafiruuna” (wahai orang-orang kafir) atau
“Yaa Banii adama” (hai anak cucu Adam) dan sebagainya.Sebab kebanyakan penduduk
mekkah adalah orang-orang kafir,maka dipanggil dengan orang-orang kafir atau
wahai manusia meski orang-orang kafir dari lain-lain daerah dipanggil juga.
Sedangkan yang dimaksud dengan Qur’an
madani ialah yang berisi panggilan kepada penduduk madinah.Semua ayat yang
dimulai dengan nida’(panggilan) :”yaa ayyuhalladzina aamanu” (wahai orang-orang
yang beriman) adalah termasuk ayat madaniyah.Sebab mayoritas penduduk madinah
adalah mukminin sehingga dipanggil dengan wahai orang-orang yang beriman.Meski
sebenarnya kaum mukminin dari daerah-daerah lain juga ikut dipanggil pula.Teori
subjektif ini mendasarkan kriteria pada dalil riwayat dari Abu Ubaiddari Maimun
bin Mihram dalam kitab fadhailul Qur’an yang berbunyi:
ما كا ن في القران بيا يها النا س او يا
بني اد ما فا نه مكي وما كان بيا يها الدين امنوا فانه مدني
Artinya: “Bagian dalam Al-Qur’an yang
dimulai dengan :”Yaa Ayyuhannasu” atau “Yaa Banii Aadama” adalah surah
makki.Dan yang dimulai dengan :”Yaa Ayyuhalladzina Aamanu” adalah madani.
Kelebihan dari teori subjektif ini ialah
rumusannya lebih mudah dimengerti.Sedangkan kelemahannya ialah teori ini lebih
banyak dari teori-teori yang lain.Kelemahannya antara lain adalah rumusan
pengertiannya tidak dapat dijadikan batasan atau definisi,karena tidak bisa
mencakup seluruh ayat Al-Qur’an dan rumusan kriterianya juga tidak dapat berlaku
secara menyeluruh,bahwa semua ayat yang dimulai dengan “Yaa Ayyuhannasu”itu
pasti makkiya dan seluruh ayat yang dimulai “Yaa Ayyuhalladzina Aamanu” itu
tentu madaniyyah.Karena itu teori ini tidak mudah dipegangi dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Teori Mulahazhatu
Zamanin Nuzuli (Teori Historis)
Yaitu teori yang berorientasi pada
sejarah waktu turunnya Al-Qur’an.Yang dijadikan tonggak sejarah oleh teori ini
ialah hujrah nabi Muhammad SAW dari mekkah ke madinah.Pengertian makkiyah
menurut teori ini ialah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum hijrah nabi
Muhammad SAW ke madinah,meski turunnya ayat itu diluar kota mekkah yaitu
seperti ayat-ayat yang turun di Mina,Arafah,Hudaibiyah.Sedangkan pengertian
madaniyyah ialah ayat-ayat yang yang turun setelah nabi Muhammad SAW hijrah ke
madinah,meski turunnya di mekkah atau sekitarnya seperti ayat-ayat yang
diturunkan di Badar,Arafah,dan Mekkah.teori historis ini juga berpegang kepada
dalil riwayat Abu Amrdan Usman bin Sa’id Ad-Darimi.:
مانزل بمكة ومانزل في
طريق الي المدينة قبل ان يبلغ انبي صلى الله عليه سلم الم دينة فهو من المكى وما
نزل على النبى صلى الله عليه وسلم فى اسفا ره بعد ما قدم المدينة فهو من المدني
Artinya:”Al-Qur’an
yang diturunkan di mekkah dan yang diturunkan dalam perjalanan hijrah ke
madinan sebelum nabi Muhammad SAW sampai ke madinah adalah termasuk makki.Dan
Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dalam perjalan beliau
setelah tiba di madinah termasuk madani.[3]
Kelebihan dari teori historis ini
dinilai para ulama’ sebagai teori yang benar,baik dan selamat dan tidak ada
seorangpun yang menilai teori historis ini jelek atau lemah.Semua menguji dan
hanya menyebutkan kelebihan-kelebihannya.
d. Teori Mulahazhatu Ma
Tadhammanat As-Suuratu (Teori content analisis)
Yaitu
teori yang mendasarkan kriterianya dalam membedakan makkiyah dan madaniyyah
kepada isi dari pada ayat yang bersangkutan.Yang dinamakan makkiyah menurut
teori content analisis ialah surat atau ayat yang berisi cerita-cerita umat dan
para nabi/rasul dahulu.Sedangkan yang disebut madaniyyah adalah surat/ayat yang
berisi hukum hudud,fara’id,dan sebagainya.Dalil yang menjadikan teori content
analisis antara lain riwayat Hisyam dari ayahnya (Al-Hakim(
كل
سورة دكرت فيها الحدود والفر يض فهي مدنيه وكل مكان فيه دكرالقران الماضية فهي
مكية
Artinya:”Setiap surah yang didalamnya disebutkan
hikum-hukum fara’id adalah madaniyyah dan setiap surah yang didalamnya
disebutkan kejadian masa lalu adalah makiyah.”[4]
Kelebihan
dari teori content analisis ini adalah bahwa kriterianya jelas sehingga midah
difahami,sebab gampang dilihat orang.Kelemahannya pelaksanaan pembedaan
makkiyah dan madaniyah menurut teori ini tidak praktis.
2. Tanda-Tanda Surah Makkiyah dan Madaniyyah
a. Cara
mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah
Untuk
mngetahui dan menentukan makki dan madani para ulama’ besar bersandar pada
macam utama : sima’i naqli (pendengaran seperti apa adanya) dan qiyasi ijtihadi
(qiyas hasil ijtihad).Sima’i naqli didasarkan pada riwayat sahih dari para
sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu,atau para tabi’n
yang menerima dan mendengar dari para sahabat,bagaimana,dimana dan peristiwa
apa yang berkaitan dengan turunnya eahyu itu.Sebagian penentuan makki dan
madani itu di dasarkan pada cara pertama ini.Penjelasan tentang penentuan
tersebut telah memenuhi kitab-kitab tafsir bill ma’sur,kitab-kitab asbabun
nuzul dan pembahasan-pembahasan mengenai ilmu-ilmu Al-Qur’an.Qodi Abu Bakar
Ibnu Toyyib Al-Baqalani dalam Al-Intisar menegaskan: pengetahuan tentang makki
dan madani itu mengacu pada hafalan para sahabat dan tabi’in.Tidak ada suatu
keterangan pun yang datang dari Rasulullah mengenai hal itu,sebab dia tidak
diperintahkan untuk itu,dan Allah tidak menjadikan ilmu pengetahuan mengenai
hal itu sebagi kewajiban umat.Bahkan sekalipun sebagai pengetahuannya dan
pengetahuan umat dan pengetahuan mengenai sejarah nasikh dan mansukh itu wajib
bagi ahli ilmu.Tetapi pengetahuan tersebut tidak harus diperoleh melalui nash
dari Rasulullah.
Cara
qiyasi ijtihadi didasarkan pada ciri-ciri makkiyah dan madaniyyah.Apabila dalam
surat makki terdapat suatu ayat yang mengandung sifat madani atau mengandung
peristiwa madani,maka dikatakan bahwa ayat itu madani.Para ahli mengatakan :”Setiap
ayat yang di dalamnya mengandung kisah para nabi dan umat-umat dahulu,maka
surah itu adalah makki.Dan setiap surah yang didalamnya mengandung kewajiban
atau ketentuan maka surah itu adalah madani dan begitu seterusnya.”Ja’bari
mengatakan,:untuk mengetahui makki dan madani ada dua cara:sama’i (pendengaran)
dan qiyasi (kiyas).
b. Tanda-Tanda
Makkiyah dan Madaniyah
·
Tanda-tanda surah
makkiyah[5]
Ø Dimulai
dengan nida’(panggilan) :”Yaa Ayyuhannasu” dan tidak mengandung Yaa
Ayyuhalladzina Aamanu,berarti makkiyah.
Ø Didalamnya
terdapat lafadz “kalla”
Ø Di
dalamnya terdapat ayat-ayat sajadah
Ø Dipermulaannya
terdapat huruf-huruf tahajji (huruf yang terpotong-potong seperti huruf ( ق الم حم يسى )
Ø Di
dalamnya terdapat cerita-cerita para nabi dan umat-umat terdahulu,selain surat Al-Baqarah
dan Al-Maidah.Contohnya antara lain surat
Yunus,Yusuf,Hud,Ibrahim,Al-Kahfi,Maryam,Thaha,dan sebagainya.
Ø Di
dalamnya berisi cerita-cerita terhadap kemusrikan dan penyembahan-penyembahan
terhadap selain Allah SWT.
Ø Setiap
surah yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah makki,kecuali surah Baqarah.
Ø Di
dalamnya berisi penjelasan dengan bukti-bukti argumentasi dari alam ciptaan
Allah SWT yang dapat menyadarkan orang-orang kafir untuk beriman kepada Allah
SWT.
Ø Berisi
ajaran prinsip-prinsip akhlak mulia dan pranata sosial yang tinggi,yang
dijelaskan dengan sangat mengagumkan sehingga menyebabkan orang benci kepada
kekafiran,kemusyrikan,kefasikan,kekasaran dan sebagainya.
Ø Berisi
nasehat-nasehat petunjuk dan ibarat-ibarat dari balik cerita.
Ø Berisi
ayat-ayatn nida’ (panggilan ) yang ditujukan kepada penduduk mekkah atau
orang-orang kafir,musyrik.
Ø Kebanyakan
ayat-ayatnya pendek-pendek karena menggunakan bentuk iijaaz (singkat-padat)
·
Tanda-tanda surah
madaniyyah
Ø Di
dalamnya berisi hukum-hukum pidana.
Ø Berisi
hukum-hukum fara’id(waris-mewaris).
Ø Berisi
izin jihad fi sabilillah dan hukum-hukumnya.
Ø Berisi
keterangan mengenai orang-orang munafik dan sifat-sifat serta perbuatannya.
Ø Berisi
hukum-hukum ibadah.
Ø Berisi
hukum-hukum muamalh.
Ø Berisi
dakwah(seruan) kepada orang-orang yahudi dan nasrani serta penjelasan
akidah-akidah mereka yang menyimpang.
Ø Berisi
ayat-ayat nida’ (panggilan) yang ditujukan kepada penduduk madinah yang islam
dan khithab (seruan) :”yaa ayyuhalladzina aamanu.”
Ø Kebanyakan
ayat-ayatnya panjang.
Ø Setiap
surah yang berisi kewajiban atau sangsi adalah madani.
Ø Setiap
surah yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah madani kecuali
surat al-ankabut adalah makki.
Ø Setiap
surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab.
Ø Menyingkap
perilaku orang munafik,mengnalisin kejiwaannya,membuka kedoknya dan menjelaskan
bahwa ia berbahaya bagi agama.
3. Macam-macam surah makkiyah dan madaniyyah dan dasarnya
·
Macam-macam surah
makkiyah dan madaniyyah
Pada
umumnya para ulama’ membagi macam-macam surat Al-Qur’an menjadi dua
kelompok,yaitu surah makkiyah dan madaniyyah.Mereka berbeda pendapat dalam
menetapkan jumlah masing-masing kelompoknya.Sebagian ulama’ mengatakan bahwa
jumlah surah makkiyah ada 94 surah,sedangkan surah madaniyyah ada 20 surah.Sebagian
ulama’lain mengatakan bahwa jumlah surah makkiyah ada 84 surah,sedangkan yang
madaniyyah ada 30 surah.[6]Dari
Abdullah Syahhatan dalam bukunya Al-Qur’an wat tafsir mengatakan,surah-surah
Al-Qur’an yang disepakati para ulama’ sebagai surah madaniyyah ada 20 surah.Sedangkan
12 surah diperselisihkan status makkiyah dan madaniyyahnya,dan sisanya ada 82
surah disebut surah makkiyah.
Perbedaan-perbedaan
pendapat para ulama’ itu dikarenakan adanya sebagian surah yang seluruh ayatnya
makkiyah atau madaniyyah,atau sebagian surah lain tergolong makkiyah dan
madaniyyah,tetapi di dalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya.Karena
itu dari segi makkiyah dan madaniyyah ini maka surat-surat Al-Qur’an itu
terbagi menjadi beberapa macam sebagai berikut:
a.
Surah-surah makkiyah
murni (مكي
كلها)
Yaitu
surah-surah makkiyah yang seluruh ayat-ayatnya berstatus makkiyah
semua.Surah-surah yang berstatus makkiyah murni ini seluruhnya ada 58
surah,yang berisi 2074 ayat.Dan surah-surah yang pendek pada juz 30 (kecuali
surat An-Nashr)
b.
Surah-surah madaniyyah
murni (مدنيه كلها)
Yaitu
surah-surah madaniyyah yang seluruh ayat-ayatnya pun madaniyyah semua,surah-surah
yang berstatus madaniyyah murni ini seluruhnya menurut penelitian penulis ada
18 surat yang terdiri dari 737 ayat.
c.
Surah-surah makkiyah
yang berisi ayat madaniyyah( مكي فيها مدنيه)
Yaitu
yang surah-surah yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah makkiyah,tetapi
di dalamnya ada sedikitayatnya yang berstatus madaniyyah.Surah-surah yang
demikian itu dalam Al-Qur’an ada 32 surah.
d.
Surah-surah madaniyyah
yang berisi makkiyah (مدنيه فيها مكي)
Yaitu
surah-surah yang kebanyakan ayat-ayatnya berstatus madaniyyah.Surah-surah yang
demikian ini hanya ada 6 surah yang terdiri dari 726 ayat.
e.
Ayat-ayat yang
diturunkan di mekkah sedang hukumnya madani
Ayat-ayat
ini diturunkan di mekkah pada hari penaklikkan kota mekkah tetapi sebenarnya
madaniyyah karena diturunkan sesudah hijrah dan di samping itu seruannya
bersifat umum.contohnya surat Al-Hujarat.[7]
f.
Ayat-ayat yang
duturunkan di madinah sedang hukumnya mekkah
Mereka
memberi contoh dengan surah Al-Mumtahanah.Surat ini diturunkan di madinah
dilihat dari segi turunnyaTetapi seruannya ditunjukkan kepada orang musyrik di
mekkah.
·
Dasar-dasar
penetapan makkiyah dan madaniyyah[8]
Adapun dasar yang dapat menentukan suatu
surah tersebut makkiyah atau madaniyyah itu ada dua hal,yaitu:
a) Dasar
aghlabiyah (mayoritas)
Yaitu kalau suatu surah itu mayoritas
ayat-ayatnya adalah makkiyah,maka disebut surah makkiyah dan sebaliknya.
b) Dasar
taba’iyah (kontinuitas)
Yakni kalau permulaan suatu surah itu
didahului dengan ayat-ayat yang turun di mekkah atau turun sebelum hijrah.Maka
surah tersebut disebut sebagai surah makkiyah dan sebaliknya.
Dasar
kedua ini didasarkan pada hadist:
كانت ادا انزلت فاتحةصورة بمكة ثم
يزيدالله فيها مايشا
Artinya:”Kalau
awal surah itu diturunkan di makkah,maka dicatat sebagai surah makkiyah,lalu
Allah menambahkan di dalam surah itu ayat-ayat yang dikehendakiNYA”.[9]
4.
Faedah
mengetahui Makki dan Madani[10]
a) Mudah
diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang turun
belakangan dari kitab suci Al-Qur’an.
b) Mudah
diketahui mana ayat-ayat Al-Qur’an yang hukumnya/bacaannya telah di naskh
(dihapus dan diganti) dan mana ayat-ayat yang menasakhkannya,khususnya bila ada
dua ayat yang menerangkan hukum suatu masalah,tetapi ketetapan hukumnya
bertentangan yang satu dari yang lain.
c) Mengetahui
dan mengerti sejarah dan pensyariatkanhukum-hukum islam (Taarikhut Tasyrik)
yang amat bijaksan dalam menetapkan peraturan-paraturan.
d) Mengetahui
hikmah disyariatkannya suatu hukum (Hikmatut Tasyrik).
e) Dengan
mengetahui ilmu makki dan madani yang dapat mengetahui hikmatut tasyrik akan
bisa menambah kepercayaan orang terhadap kewahyuan Al-Qur’an.
f) Meningkatkan
keyakinan orang terhadap kesucian,kemurnian dan keaslian Al-Qur’an.
g) Mengetahui
perbedaan dan tahap-tahap dakwah islamiyah.
h) Mengetahui
perbedaan ushlub-ushlub (gaya bahasa) Al-Qur’an.
i)
Dengan mengetahui ilmu
makki dan madani,situasi dan kondisi masyarakat kota mekkah dan madinah dapat
diketahui.
j)
Untuk dijadikan alat
bantu untuk menafsirkan Al-Qur’an.
k) Mengetahui
sejarah hidup Nabi melalui Al-Qur’an.
PENUTUP
Kesimpulan
Di
dalam Al-Qur’an terdapat surat makkiyah dan madaniyah.Surat makkiyah merupakan
surat yang diturunkan di kota mekkah sedangkan madaniyah merupakan surat yang
diturunkan di kota madinah setelah nabi Muhammad SAW hijrah ke mekkah.Surat makkiyah
dan madaniyyah juga mempunyai ciri-ciri tersendiri,macam,dasar-dasar penetapan
serta faedahnya.jadi Surat makkiyah dan madaniyyah bukan hanya sekumpulan surat
yang ada di dalam Al-Qur’an dan kita baca setiap hari akan tetapi keduanya juga
mempunyai latar belakang yang dibedakan menjadi beberapa hal.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Jauziyah,Ibnu
Qoyyim,Belajar Mudah Ulum Al-Qur’an
,Jakarta:Lentera,2002.
Al-Khattan,Manna’ Khalil terj.Mudzakir,Bogor:Pustaka Litera,2001.
Djalal,Abdul,Ulumul Qur’an,Surabaya:Dunia Ilmu,2000.
[1]Ibn.Qayyin
al-Jauziyah,Study Khasanah Ilmu Al-Qur’an
(Jakarta:PT.Lentera Basritama,2002),135
[2] Abdul Djalal,Ulumul Qur’an (Surabaya:Dunia
Ilmu,2000),77
[3]HR.Abu Amr dan
Utsman bin Sa’id Ad-Darimi
[4]Abdul Djalal,Ulumul Qur’an (Surabaya:Dunia
Ilmu,2000)86
[5]Abdul Djalal,Ulumul Qur’an (Surabaya:Dunia
Ilmu,2000)89
[7]Al-Khattan,Manna’ Khalil terj Mudzakir
(Bogor:Pustaka Litera.2001)75
[8]Abdul Djalal,Ulumul Qur’an(Surabaya:Dunia
Ilmu,2000)100
[9] HR.Abu Abbas
[10]Abdul Djalal,Ulumul Qur’an(Surabaya:Dunia
Ilmu,2000)100
Comments
Post a Comment