HAKEKAT MENAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
setiap hal butuh adanya manajemen, karena hal tersebut menjadikan teratur dan
lebih mengarahkan kepada tujuan yang akan dilakukan, begitu pula dalam hal
pendidikan. Dalam dunia pendidikan manajemen tentunya termasuk sesuatu yang
sangat urgen, mengingat suatu sistem pendidikan tak akan sempurna bahkan tidak
bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan kecuali dengan adanya manjemen pendidikan,
hususnya dalam pendidikan islam.
Mengingat
pentingnya akan hal tersebut, penulis akan sedikit memaparkan seperti apakah
yang dimaksud dengan “Manajemen Pendidikan Islam” dan seluk
beluk yang berada didalamnya.
B.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana Hakekat Manajemen Pendidikan Islam itu?
b. Apa Karakteristik dari Manajemen Pendidikan Islam?
c. Apa saja Fungsi Managemen dalam Pendidikan Islam?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Managemen Pendidikan Islam
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang
merupakan terjemahan langsung dari kata management
yang berarti pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata pimpinan. Ramayulis
menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan).
Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang
banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :
____________________
“Dia mengatur urusan
dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang
kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. Al Sajdah : 05).
Sementara manajemen menurut istilah, bahwa manajemen
merupakan
sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan
bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif,
efesien, dan produktif.
Sedangkan
Pendidikan Islam menurut Muhaimin adalah sebuah organisasi yang terbagi
dalam berbagai jenis pendidikan dengan sifat,
karakter, dan tujuan yang pada intinya berusaha menggunakan nilai-nilai
Islam dalam sistem pendidikannya. Selain itu, Menurut Ahmad D. Marimba adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.[1]
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan
Islam dapat didefinisikan sebagai bentuk kerja sama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan (planning), peorganisasian (organizing),
Fungsi Pengarahan (directing), dan pengawasan
(controlling) terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya manusia dengan menjadikan Islam sebagai landasan dan pemandu dalam
praktek oprsionalnya untuk mencapai tujuan organisasi (pendidikan Islam).[2]
B. KARAKTERISTIK
MENEJEMEN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Manajemen pendidikan Islam merupakan manajemen
pendidikan yang berlabel Islam. Sudah barang tentu mempunyai karakteristik
tersendiri. Karakteristik itu tidak lepas yang bersifat Islami. Menurut Prof.
Dr. Mujamil Qomar, istilah Islam itu dapat dimaknai sebagai Islam wahyu atau
Islam budaya. Islam wahyu meliputi Al Qur’an dan hadist-hadist nabi maupun
hadist qudsi. Sementara itu, Islam budaya meliputi ungkapan sahabat, pemahaman
ulama, pemahaman cendekiawan muslim dan budaya umat Islam.
Oleh sebab
itu manajemen pendidikan Islam melibatkan wahyu dan budaya kaum muslimin
ditambah dengan kaidah-kaidah manajemen pndidikan secara umum. Hal-hal yang
selalu dipertimbangkan sebagai bahan acuan adalah sebagai berikut:
1.
Teks-teks wahyu baik A1-Qur’an
maupun hadis yang terkait dengan manajemen pendidikan Islam. Misalnya surat al-Hasyr:
18
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari
esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”
2.
Perkataan-perkataan para sahabat
nabi maupun ulama dan cendekiawan muslim yang terkait dengan manajemen
pendidikan. Contohnya perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib
“Kebenaran yang tidak
terorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi”
3.
Realitas perkembangan lembaga
pendidikan Islam
4.
Kutlur komunitas (pimpinan dan
pegawal) lembaga pendidikan Islam.
5.
Ketentuan kaidah-kaidah manajemen
pendidikan
Teks wahyu sebagai sandaran teologis;
perkataan-perkataan para sahabat nabi, lama dan cendekiawan muslim sebagai
sandaran rasional; realitas
perkembangan lembaga pendidikan Islam serta kultur komunitas (pimpinan dan
pegawai) lembaga pendidikan Islam sebagai sandaran empiris; sedangkan ketentuan
kaidah-kaidah manajemen pendidikan Islam sebagai sandaran teoritis. Jadi, bangunan manajemen pendidikan Islam ini diletakkan
di atas empat sandaran yaitu sandaran teologis, rasional; empiris dan teoritis.
Dan berbagai sandaran yang bersifat ilahi, rasio dan ilmiah akan
menimbulkan keyakinan yang berdasar pada kebenaran ketuhan, berdasar akal
fikiran, berdasar data yang akurat yang dipraktekkan berkali-kali dalam
pengelolaan pendidikan. [3]
C. Fungsi Menajemen dalam Pendidikan Islam
Fungsi menajemen dalam pendidikan agama islam,
antara lain:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan
secara matang dan cerdas tetntang apa yang akan dikerjakan di masa yang akan
dating dalam rangkai mencapai tujuan. [4]
Selain itu Perencanaan
merupakan
sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk
pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan
hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam
pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar
diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab
perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam
menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi
keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap
orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan
dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18
yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Mahdi
bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk
diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
2.
Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
3.
Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
4.
Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana
dengan penanggung jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut
dengan tujuan yang hendak dicapai
5.
Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi
penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan
dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra
kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan
melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
6.
Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.
Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci
utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang
aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal.
Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan
yang memuaskan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut Terry (2003:73)
pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk mengatur seluruh
sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan sukses.
Organisasi dalam pandangan Islam
bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah
pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan
mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan.
Sementara itu Ramayulis menyatakan
bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur,
aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara
transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Islam, baik yang bersifat individual,
kelompok, maupun kelembagaan.
Sebuah organisasi dalam manajemen
pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi
yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat
diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam
akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.[5]
3.
Fungsi Pengarahan (directing).
Pengarahan adalah proses memberikan
bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang
berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat
empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan
metode pengarahan.Pengarahadalah orang yang memberikan pengarahan berupa
perintah, larangan, dan bimbingan.Yang diberipengarahan adalah orang yang
diinginkan dapat merealisasikan pengarahan.Isi pengarahan adalah sesuatu yang
disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan.Sedangkan
metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi
pengarahan.
Dalam manajemen pendidikan Islam,
agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat
dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan
beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan,
kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan,
maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima
arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu
dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan
bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen pendidikan Islam adalah proses
bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga
orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan
bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.[6]
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan
adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna
menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri menyatakan bahwa dalam pandangan Islam
pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah
dan membenarkan yang hak.
Dalam pendidikan Islam pengawasan
didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin
terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun
spirituil.
Menurut
Ramayulis pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai
berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya
manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang
menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa
pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab
kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. [7]
KESIMPULAN
1.
Manajemen pendidikan Islam dapat
didefinisikan sebagai bentuk kerja sama untuk melaksanakan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), peorganisasian (organizing), Fungsi Pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling) terhadap usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya manusia dengan menjadikan Islam sebagai
landasan dan pemandu dalam praktek oprsionalnya untuk mencapai tujuan
organisasi (pendidikan Islam).
2.
Bangunan manajemen pendidikan Islam
ini diletakkan di atas empat sandaran yaitu sandaran teologis, rasional;
empiris dan teoritis.
3.
Fungsi menejemen pendidikan Islam
meliputi: Perencanaan (planning),
Pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing), dan
pengawasan (controlling).
DAFTAR
PUSTAKA
Marimba, D.Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung, Al Ma’arif.1989.
Marno
dan Supriyatno,Triyo. Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT.Refika Aditama, 2008.
Qomar,
Mujamil. Manajemen Pendiidkan Islam, Yogyakarta:
Erlangga.2007
Romayulis, Ilmu
Pendidikan Islam,(Jakarta : kalam Mulia,2008). hlm.362.
[2] Marno
dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2008) .5.
Comments
Post a Comment