Pemikiran Fazlur Rahman tentang Pendidikan Islam
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara
masalah pendidikan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya pengaruh luar. Islam sebagai salah satu agama yang besar perlu menempatkan diri dalam
perjalanan manusia. Perkembangan Islam pun tidak hanya tumbuh tanpa adanya
usaha untuk mencapai hal tersebut. Sebab, semua yang terjadi tidak akan pernah
terlepas dari yang namanya ’pendidikan’. Oleh karena itulah dalam rangka
mengkonstruksi akan ajaran yang ada pada jati diri islam perlu adanya usaha
melacak sejarah akan rekonstruksi yang telah dilakukan oleh pendahulu kita.
Kesadaran
Fazlur Rahman terhadap pendidikan sebagai sarana utama penunjang pembaharuan
inilah yang mendorongnya terjun dalam kritisme sistem pendidikan Islam yang
berkembang pada periode kemunduran dan pada awal pembaharuan (modern).
Dalam
makalah ini kami mengangkat usaha yang dilakukan oleh Fazlur Rahman selaku tokoh
pembaharu dalam pendidikan dan pemikiran islam. Dengan melihat dan mempelajari
usaha yang telah dilakukan oleh Fazlur Rahman, kita sebagai generasi penerus
dari usaha pengembangan islam melalui pendidikan berharap dapat mengambil
pelajaran. sehingga nantinya dalam pengembangan tersebut kita tidak berjalan
dari ruang hampa, dan dapat lebih terarah langkahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Fazlur Rahman?
2.
Bagaimana pemikiran Fazlur Rahman mengenai pendidikan islam?
3.
Apa saja
Karya-karya Fazlur Rahman?
PEMBAHASAN
A. Biografi Fazlur Rahman
Fazlur Rahman lahir tahun 1919 M di sebelah barat laut
Pakistan dan meninggal tahun 1988 M di Amerika Serikar. Ia berasal dari
keluarga taat beragama dalam mazhab Hanafi. Ayahnya seorang ulama terkenal
lulusan Sekolah Tinggi Deoband.[1]
Beliau bernama Maulana Ad-Din. Beliau memperhatikan Rahman dalam mengaji dan
menghafal Al-Qur’an, sehingga pada usia sepuluh tahun telah hafal Al-Qur’an.[2] Sedangkan
dari ibunya kejujuran, kasih sayang, serta kecintaan sepenuh hati darinya.[3] Pendidikan
dalam keluarganya benar-benar efektif dalam membentuk watak dan kepribadiannya
untuk menghadapi kehidupan nyata.[4]
Pendidikan dasar dan menengahnya dia lalui di distrik
kelahirannya. Sementara pendidikan tingginya dia tempuh di Lahore University,
Pakistan. Dari institusi ini, dia menggondol gelar master bidang sastra Arab pada
tahun 1942.[5] Kemudian, tahun 1942, ia
berhasil menyelesaikan masternya dalam
bidang yang sama pada Universitas yang sama pula.
Pada tahun 1946, Fazlur Rahman berangkat ke inggris
untuk melanjutkan studinya di Universitas Oxford. Di bawah bimbingan Profesor
S. Van Den Bergh dan H. A. R. Gibb, Fazlur Rahman menyelesaikan program Ph.
D.-nya pada tahun 1949, dengan disertasi menulis tentang Ibnu Sina.
Rahman menguasai
bahasa Latin, Yunani, Inggris, Jerman, Turki, Arab dan Urdu. Setelah selesai kuliah di Oxford, ia tidak
langsung pulang ke negerinya, pakistan. Akan tetapi, selama beberapa tahun ia
mengajar di Durham University, Inggris, dan selanjutnya di Intitute of Islamic
Studies, McGill University, Canada. Ketika di Durham University, ia berhasil
menyelesaikan karya osrisinalnya yang berjudul Prophecy in Islam: Philosophy
and Orthodoxy.[6]
Dalam
perjalanan karir akademisnya, ia pernah menjadi dosen di Universitas Mac Gill,
Canada pada tahun 1958 dan
sebelumnya pernah menjadi dosen di Durhan University Inggris. Ketika di Inggris
ia mengarang buku berjudul Prophecy in Islam: Philosopy and Ortodoxi yang di
terbitkan ketika ia berada di Canada. Adapun pengabdiannya secara institusional
terdapat di sentral pengabdian, yaitu Lembaga Pusat Kajian Islam (Central
Instute of Islamic Research) dimana ia menjabat sebagai direktur (1962-1968),
dan sebagai anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam (The member Advisory Council
of Islamic Ideology) pada tahun 1964-1968. Adapun sebagai pengajar, ia menjadi
Guru Besar di Durhan University di Amerika.[7]
B. Pemikiran Fazlur Rahman
Pendidikan
Islam menurut Fazlur Rahman dapat dipahami
sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuwan) integrative, yang padanya
terkumpul sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif,
adil, jujur, dan sebagainya.
Menurut
pemikiran Fazlur Rahman pendidikan Islam dapat mencakup dua pengertian, yaitu:
1. Pendidikan
Islam dalam pendidikan praktis
Pendidikan
Islam dalam pendidikan praktis yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dunia
Islam seperti yang di selenggarakan di Pakistan, Sudan, Saudi, Iran, Maroko
dan sebagainya, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Untuk Indonesia,
meliputi pendidikan di pesantren, di madrasah, dan di perguruan tinggi islam,
bahkan bisa juga pendidikan agama islam di sekolah dan pendidikan agama islam
di perguruan tinggi umum.
2.
Pendidikan islam yang di sebut dengan
intelektual islam
pendidikan islam menurut Fazlur
Rahman dapat juga di pahami sebagai proses untuk menghasilkan manusia
integrative, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti kritis, kreatif,
dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur dan sebagainya.
Tanggung
jawab pendidik yang pertama adalah menanamkan pada pikiran-pikiran peserta
didik dengan nilai moral. Pendidikan
islam didasarkan pada ideology islam karena Al-qur’an menyuruh manusia
mempelajari bumi seisinya dengan cermat dan mendalam serta mengambil pelajaran darinya
agar dapat menggunakan pengetahuanya dengan tepat dan tidak berbuat kerusakan.[8]
Materi pendidikan
menurut Fazlur Rahman meliputi membaca dan menulis, berhitung, Al-Qur’an, al-hadits, komentar
dan superkomentar, fiqih, Illahiyah, adab, thobi’iyah, dan astronomi.
Metode pembelajaran abad pertengahan: membaca dan
mengulang-ulang sampai hafal. Sekolah tidak perlu melaksanakan ujian akhir tahun
tetapi peserta didik bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi dengan rekomendasi
guru-gurunya. Pendidikan Islam
paling lazim adalah menghafal Al-Qur;an dan Al-hadits, namun ada juga sekolah
yang berusaha mengembangkan kemampuan intelektual.[9]
Dalam proses rekontrusi Islam ini Fazlur Rahman
merumuskan sebuah konsep pendidikan, maka yang perlu di perbaharui adalah:
a.
Tujuan pendidikan
Dengan mendasarkan pada al-Qur’an, tujuan
pendidikan islam menurut Fazlur Rahman adalah untuk mengembangkan manusia
sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperoleh akan menjadi organ
pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang memungkinkan manusia untuk
memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk
menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia.[10]
Menurut
Fazlur Rahman, untuk melakukan perubahan maka yang
harus dilakukan adalah
1. Membangkitkan
ideologi umat Islam tentang pentingnya belajar dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
2. Berusaha
mengikis dualisme system pendidikan tradisional (agama), dan pada sisi lain ada
pendidikan modern (sekuler). Kedua sistem ini sama-sama tidak beres. Karena itu
perlu ada upaya mengintegrasikan keduanya.
3. Menyadari
betapa pentingnya bahasa dalam pendidikan dan sebgai alat untuk mengeluarkan
pendapat-pendapat yang orisinil. Menurut Rahman umat Islam adalah masyarakat
tanpa bahasa karena lemah di bidang bahasa.
4. Pembaharuan di
bidang metode pendidikan Islam yaitu dari metode mengulang-ulang dan menghafal
pelajaran ke metode memahami dan menganalisis.[11]
b.
Sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yang memisahkan
antara ilmu-ilmu agama dengan umum sangat tidak menguntungkan, bahkan berakibat
pada kemunduran Islam. Fazlur Rahman memberikan solusi untuk keluar dari kemelut sistem
pendidikan Islam yang disebutkan diatas,
dengan cara menghilangkan
sistem memisahkan antara ilmu-ilmu agama dengan umum pendidikan
Islam dengan cara mengintergrasikan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu
secara organis dan menyeluruh, sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan itu
terintegrasi dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan
demikian, dalam kurikulum maupun silabus pendidikan Islam harus tercangkup baik
ilmu-ilmu umum seperti ilmu sosial, ilmu alam, sejarah dan lainnya yang di
dalamnya terdapat ilmu agama.[12]
C. Karya-Karya Fazlur Rahman
Fazlur rahman telah menulis puluhan buku dan ratusan
makalah ilmiah diantaranya:
1. Major Themes of the Qur’an: Legacy and Contemporery Challenge
Buku ini berisi
delapan tema pokok al-Qur’an, yaitu Tuhan, Manusia sebagai Individu, Manusia
sebagai anggota Masyarakat, alam semesta, kenabian dan wahyu, eskatologi, setan
dan kejahatan, serta lahirnya masyarakat muslim. Melalui karya ini Fazlur
Rahman berhasil membangun suatu landasan filosofis yang tegar untuk perenungan
kembali makna dan pesan al-Qur’an bagi kaum muslimin komtemporer.
2. Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition
Dalam buku ini
Fazlur Rahman berbicara tentang pendidikan Islam dalam perspektif sejarah
dengan al-Qur’an sebagai kriterium penilai. Menurutnya, yang dimaksud
pendidikan bukanlah suatu perlengkapan, peralatan-peralatan fisik ataupun
struktur eksternal pendidikan, melainkan intelektualisme Islam, sebab itu
merupakan esensi dari pendidikan Islam sebagai suatu pertumbuhan pemikiran
Islam yang asli dan memadai, yang harus memberikan kriteria untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan suatu sistem pendidikan Islam.
3. Islamic Methodology in History
Karya ini membahas konsep sunnah, ijtihad, dan ijma’. Inti sari dari
buku tersebut adalah bahwa dalam perjalanan sejarah telah terjadi pergeseran
dari otoritas sunnah Nabi menjadi sunnah yang hidup dan akhirnya menjadi
hadits. Sunnah Nabi merupakan sunnah yang ideal. Sunnah yang hidup merupakan
interpretasi dan implementasi kreatif para Sahabat dan Tabi’in terhadap sunnah
ideal tersebut, sedangkan hadits merupakan upaya penuturan sunnah dalam suatu
catatan. Dari sunnah tersebut, ia ingin membangun kembali mekanisme “Sunnah
Ijtihad Ijma”.
4. Al-Islam
Buku ini
merupakan upaya Fazlur Rahman dalam menyajikan sejarah
perkembangan Islam secara umum selama empat belas abad keberadaan Islam. Secara epistemologis Fazlur Rahman berhasil menggabungkan pendekatan historis dan normatif menjadi metode yang sistematis dan komprehensif untuk memahami al-Qur’an, yang pada akhirnya disempurnakan menjadi metode suatu gerakan ganda (double movement).[13]
perkembangan Islam secara umum selama empat belas abad keberadaan Islam. Secara epistemologis Fazlur Rahman berhasil menggabungkan pendekatan historis dan normatif menjadi metode yang sistematis dan komprehensif untuk memahami al-Qur’an, yang pada akhirnya disempurnakan menjadi metode suatu gerakan ganda (double movement).[13]
KESIMPULAN
A. Biografi Fazlur Rahman
Fazlur Rahman lahir tahun 1919 M di sebelah barat laut Pakistan dan
meninggal tahun 1988 M di Amerika Serikar. Ia berasal dari keluarga taat
beragama dalam mazhab Hanafi. Ayahnya seorang ulama terkenal yang bernama Maulana Ad-Din. Pendidikan dasar dan menengahnya dia lalui di distrik kelahirannya.
Sementara pendidikan tingginya dia tempuh di Lahore University, Pakistan.
Tahun 1942, ia
berhasil menyelesaikan masternya dalam
bidang yang sama pada Universitas yang sama pula. Pada tahun
1946, Fazlur Rahman berangkat ke inggris untuk melanjutkan studinya di
Universitas Oxford. Fazlur Rahman
menyelesaikan program Ph. D.-nya pada tahun 1949, dengan disertasi menulis tentang Ibnu Sina.
B.
Pemikiran Fazlur Rahman
mengenai pendidikan islam
Menurut pemikiran Fazlur Rahman pendidikan
Islam dapat mencakup dua pengertian, yaitu:
1. Pendidikan
Islam dalam pendidikan praktis
2.
Pendidikan islam yang di sebut dengan
intelektual islam
3.
Karya-karya Fazlur Rahman
1. Major Themes of the Qur’an: Legacy and Contemporery Challenge
2. Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition
3. Islamic Methodology in History
4. Al-Islam
DAFTAR PUSTAKA
Didin Saefuddin, Pemikiran dan Postmodern Islam:
Biografi Intelektual 17 Tokoh, Jakarta: PT
Grasindo, 2003.
Sutrisno, Fazlur Rahman Kajian terhadap
Metode, Epistemologi, dan Sistem Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006.
Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr
hingga Nasr dan Qardhawi, Jakarta Selatan: PT MIZAN PUBLIKA, 2003.
Muhaimin, dkk, Kontroversi Pemikiran Fazlur
Rahman : Studi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam, Cirebon:
Dinamika, 1999.
Mahbub
Sufyan, Konsep Transformasi Pendidikan Islam Menurut Fazlur Rahman,
Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah jurusan kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2005.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244818-pengertia-pengetahuan-menurut-fazlur-rahman/
[1] Didin Saefuddin, Pemikiran dan Postmodern Islam:
Biografi Intelektual 17 Tokoh, (Jakarta: PT
Grasindo, 2003), 146.
[2] Sutrisno, Fazlur Rahman Kajian terhadap
Metode, Epistemologi, dan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 70.
[3] Ibid., 61.
[5] Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu
Bakr hingga Nasr dan Qardhawi, (Jakarta Selatan: PT MIZAN PUBLIKA, 2003),
312.
[6] Sutrisno, Fazlur Rahman Kajian terhadap Metode,
Epistemologi, dan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 63- 70.
[7] Muhaimin, dkk, Kontroversi Pemikiran Fazlur
Rahman : Studi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam, (Cirebon: Dinamika, 1999), 11
[8] Sutrisno, Fazlur Rahman Kajian terhadap Metode, Epistemologi, dan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 106-107.
[11] Sutrisno, Fazlur Rahman Kajian terhadap Metode, Epistemologi, dan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 167.
[13] Mahbub Sufyan, Konsep Transformasi Pendidikan
Islam Menurut Fazlur Rahman, (Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah jurusan
kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005), 66-69.
Comments
Post a Comment