MOTIVASI DALAM BELAJAR DAN APLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN
PEDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Motivasi adalah
suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi
arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985).
Berdasarkan rumusan tersebut motif merupakan faktor dinamis, penyebab seseorang
melakukan perbuatan. Suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh sesuatu motif.
Namun juga bisa disebabkan oleh beberapa motif. Dalam belajar, motivasi punya
peranan yang penting. Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, ada dua
macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang
yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”. Setiap anak harus
memiliki motivasi belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil sesuai yang
diharapkan.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Pegertian
motivasi
2. Sifat-sifat
motivasi
3. Prinsip-prinsip
motivasi
4. Fungsi
motivasi
5. Motivasi
dalam belajar
6. Aplikasi
motivasi dalam pembelajaran
PEMBAHASAN
A. PEGERTIAN
MOTIVASI
Secara etimologi motif berasal dari kata
motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif dalam psikologi
berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu
tingkah laku. Dalam motif umumnya terdapat dua unsur pokok yaitu unsure
dorongan atau kebutuhan dan unsure tujuan (Handoko, 1992:10). Proses interaksi
balik antara kedua unsur ini terjadi dalam diri manusia, namun dapat di
pengaruhi oleh hal – hal diluar diri manusia. Misalnya, keadaan cuaca,
lingkungan, dsb.[1]
Mc. Donald memberikan sebuah definisi
tentang motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi
dalam usaha mencapai tujuan. Definisi ini berisi tiga hal, yaitu:
1.
Motivasi dimulai dengan
suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.
2. Motivasi
itu ditandai oleh dorongan afektif.
3.
Motivasi ditandai oleh
reaksi mencapai tujuan.
Beberapa
Pendapat Mengenai Motivasi
1.
Pendapat O. Whittaker
tentang Motivasi.
Ia
mengatakan, bahwa motivasi adalah kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau
memberikan dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang
ditimbulkan oleh motivasi tersebut.
2. Pendapat
Thorndike.
Ia
mengatakan, bahwa belajar dengan “trial and error” itu dimulai dengan adanya
beberapa motif yang mendorong keaktifkan.
3. Pendapat
Ghuthrie.
Menurutnya
motivasi hanyalah menimbulkan variasi respon pada individu, dan apabila
dihubungkan dengan hasil belajar, motivasi itu bukan instrumental dalam
belajar.
4. Pendapat
Clifford T. Morgan.
Menurut
Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek
dari motivasi. Ketiga hal tersebut ialah: keadaan yang mendorong tingkah laku,
tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari tingkah laku
tersebut.[2]
5.
Sumadi
Suryabrata
Motivasi adalah
keadaan yang terdapat pada diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna ppencapaian suatu tujuan.
6.
Gates
Motivasi adalah
suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mengatur tindakannya dengan cara tertentu.
7.
Greenberg
Motivasi adalah
proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
Dari beberapa devinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat pada diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan). [3]
B. SIFAT-SIFAT
MOTIVASI
1.
Sifat
motivasi [4]
a.
Kekuatan
suatu motif
Suatu motif yang kuat tidak tentu ini berlangsung lama, sedangkan
suatu motif yang lama tidak tentu kalau kuat. Sebagai contoh orang sangat lapar
kalau sudah diberi makan, maka motif ini akan lekas hilang. Sedangkan orang
yang menginginkan baju baru kalau tidak terus diberi atau membeli maka ini
dapat berlangsung lama. Suatu motif yang lama berlangsung dapat menjadi motif
yang mendalam, sehingga menguasai dan memberi arah dan mungkin mengubah
keinginan motif yang lain- lain dari individu.
b.
Motif
yang berubah- ubah
Motif kadang- kadang menjadi
tujuan- tujuan tetapi kalau sudah tercapai lalu berubah menjadi jalan ke tujuan
yang lain. Contoh motif menjadi mahasiswa adalah untuk mencapai gelar sarjana.
Gelar ini dapat menjadi motif jalan
untuk mencapai kedudukan tinggi.
Motif dapat dikuatkan dengan jalan memobilisir seluruh motif.
Biasanya motif dimobilisir apabila ada oposisi dari luar. Apabila oposisi itu
dari dalam, maka timbul kebimbangan, sebagai contoh: orang yang ingin
melanjutkan pelajaran tetapi ditentang orang tuanya. Dia akan keras kemauannya.
Ini disebabkan karena seluruh perhatian dan seluruh kepribadian dipusatkan pada satu dorongan
itu.
Apabila
suatu motif tidak terpusatkan, maka ini dapat mengakibatkan penyaluran atau
penyaluran yang salah, misalnya fantasi, rasionalisasi, identivikasi, dll.
c.
Motifasi
asli dan motivasi yang didapat
Motivasi asli adalah motif- motif yang ditentukan secara struktural
dan sosial, dan alamiah dalam arti bahwa arti motif itu umum pada manusia.
d.
Motif
yang alamiah
Motif- motif yang alamiah ini terdiri atas yang ditentukan secara
struktural: pernafasan denyut jantung, peredaran darah, berfungsinya metabolisme,
pertumbuhan dan kemasakan, nafsu (lapar, haus, seksual) dan semua perbuatan
alat indera.
e.
Motif-
motif yang lebih ditimbulkan oleh faktor- faktor sosial dan fisik
Ini adalah peniruan (imitasi), perasaan yang ada sebelum
sesuatu terjadi, ketidaksabaran, kepayahan, talent, bakat, keinginan akan
kebahagiaan, manipulasi insentif dalam motif- motif ini dapat merubah motivasi
individu.
f.
Motif yang negatif
Motif ini biasanya dihindari. Yang dimaksud motif yang negatif
antara lain ialah sakit, reaksi indera yang tidak menyenangkan, dipaksa melalui
hal- hal yang tidak menyenangkan, terutama kelelahan, ketakutan untuk
direndahkan, kegagalan.
g.
Cara-cara
mendapatkan motif
Cara-cara mendapatkan motif yang baru didapatkan dengan berbagai
cara. Biasanya segala sesuatu yang baru dan segala perubahan dapat menumbuhkan
motivasi yang baru.
h.
Hal-
hal yang dapat mempengaruhi motivasi dalam belajar
Belajar dapat dipengaruhi oleh motifasi yang intrinsik artinya
dapat dibentuk didalam diri individu, adanya suatu kebutuhan ini dapat
berkembang menjadi suatu perhatian atau suatu dorongan.
Kemasakan
Untuk
mempengaruhi motivasi harus diperhatikan kemasakan individu. Tidak bijaksana
untuk merangsang aktivitas sebelum individu masak secara fisik, psikis dan
sosial.
Usaha
yang bertujuan goal dan ideal
Motif
mempunyai tujuan atau goal. Makin terang goalnya makin kuat perbuatan itu
didorong. Tiap usaha untuk membuat goal itu lebih kuat adalah suatu langkah
menuju ke motivasi yang efektif.
Pengetahuan
mengenai hasil dalam motivasi
Apabila
tujuan atau goal sudah terang dan pelajar selalu diberitahu tentang kemajuannya
maka dorongan untuk usaha makin besar. Kemajuan perlu diberitahukan, karena
dengan mendapatkan kemajuan ini anak akan merasa puas.
Penghargaan
dan hukuman
Penghargaan
adalah motif yang positif. Penghargaan dapat menimbulkan inisiatif, energy,
kompetisi. Penghargaan ini dapat berupa material, seperti pemberian uang, dan
barang- barang yang berharga.
Hukuman
adalah motivasi yang negatif. Hukuman didasarkan atas rasa takut. Takut adalah
motif yang kuat. Ini dapat menghilangkan inisiatif.
Partisipasi
Partisipasi
ini dapat menimbulkan kreatifitas, inisiatif, dan memberi kesempatan
terwujudnya ide- ide. Maka perlu untuk memberi kesempatan kepada individu untuk
berpartisipasi dalam segala kegiatan.
Perhatian
C. PRINSIP-PRINSIP
MOTIVASI
Ada dua prinsip
dalam motivasi:
1.
Motivasi adalah suatu
proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk
menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan tingkah laku lain dari
orang itu.
2. Kita
menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku yang
dapat diamati.[5]
Menurut
Oemar Hamalik ada 17 prinsip motivasi yang dapat dilaksanakan :
1. Pujian
lebih efektif daripada hukuman.
2. Semua
siswa memiliki kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar ) yang harus mendapat
pemuasan.
3. Motivasi
yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada mtivasi yang di
paksakan dari luar.
4. Jawaban
yang serasi memerlukan usaha penguatan (reinforcement).
5. Motivasi
mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang lain.
6. Pemahaman
yang jelas tentang tujuan belajar dan merangsang motivasi.
7. Tugas
yang bersumber dari diri sendiri dan menmbulkan minat yang lebih besar untuk
mengerjakannya ketimbang bila tugas itu dipaksakan oleh guru.
8. Pujian
yang datangya dari luar kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang
minat yang sesungguhna.
9. Teknik
dan prosedur mengajar yang bermacam – macam itu efektif untuk memelhara minat
siswa.
10. Minat
khusus yang dimiliki siswa berdaya guna untuk mempelajari hal lainya.
11. Kegiatan
yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong kurang tidak ada artinya
bagi para siswa yang tergolong pandai.
12. Tekanan
dari kelompok siswa umumya lebih efektif dalam memotivasi dibandingkan dengan
tekanan atau paksaan dari orang dewasa.
13. Motivasi
yang tinggi erat hubunganya dengan kreativitas siswa.
14. Kecemasan
akan menimbulkan kesulitan belajar.
15. Kecemasan
dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik.
16. Tugas
yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju kepada
demoralisasi.
17. Tiap
siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan.[6]
D. MACAM-MACAM
MOTIVASI
1. Motivasi
ekstrinsik
Adalah melakukan
sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).
Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi
oleh insentif eksternal seperrti imbalan dan hukuman. Misalnya murid mungkin
belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
2. Motivasi
intrinsik
Adalah motivasi
internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan sesuatu itu
sendiri). Misalnya murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang
pada mata pelajaran yang diujikan itu.[7]
E. FUNGSI
MOTIVASI
Fungsi
motivasi.
a. Mendorong
tmbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b. Sebagai
pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang di
inginkan.
Sebagai penggerak. Ia
berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.[8]
F. MOTIVASI
DALAM BELAJAR
Menurut
Wood Worth bahwa motif pada diri individu atau seseoarang itu ada yang asli
(tidak dipelajari) dan ada yang di pelajari. Dorongan motif yang asli tidak
dipelajari itu timbul dengan sendirinya pada diri individu tanpa ada yang
mempengaruhinya seakan–akan muncul secara alamiah seperti pada rasa lapar,
haus, sakit dan sebagainya. Sedangakan motif yang dipelajari adalah dorongan
yang timbul pada diri seseorang karena adanya pengaruh dari lingkungan
(ransangan) seperti dorongan berprestasi dalam belajar. Motif berprestasi
berpengaruh terhadap penampilan seseoarang, terutama dalam belajar. Seseorang
yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan
tugasnya secara tuntas tanpa mennunda – nunda pekerjaan itu. Orang yang motif berprestasinya
tinggi akan cenderung memilih rekan kerja dengan kemampuan kerja yang tinggi,
dia tidak memerlukan rekan kerja yang ramah.
Kadang
– kadang seoarang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang
memiliki motif berprestasi itu justru karena dorongan menghindari kegagalan
yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu. Dalam belajar dan
pembelajaran, denagan sendirinya keberhasilan yang dilatarabelakangi oleh motif
berprestasi itu lebih baik, dalam arti lebih lestari pada diri individu dari
pada yang diperoleh karena ketakutan akan kegagalan. [9]
Faktor
– faktor yang mempengaruhi motivasi ialah umur, kondisi fisik, dan kekuatan
intelegensi yang juga harus dipertimbangkan dalam hal ini. Motivasi sangat
penting karena suatu klompok yang mempunyai motivasi akan lebih berhasil
ketimbang kelompok yang tidak mempunyai motivasi (belajarnya kurang atau tidak
berhasil). Dengan demikian motivasharus dikembangkan berdasarkan perbedaan
individual. Secara umum semua manusia membutuhkan motivasi untuk dapat giat
bekrja kecuali (mungkin) orang yang sudah tua dan orang yang sedang sakit.
G. APLIKASI
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Adapun aplikasi
motivasi dalam pembelajaran meliputi:
1. Pemberian
Penghargaan atau Ganjaran
Pemberian
penghargaan dapat membangkitkan minat siswa untuk mempelajari atau mengerjakan
sesuatu. Penghargaan ini merupakan alat bukan tujuan, karena tujuan penghargaan
dalam belajar adalah setelah siswa mampu melakukan tugasnya dengan baik dan
siswa akan terus melakukan tugasnya dengan baik.
2. Pemberian
Angka atau Grade
Menurut
Willam Glasser angka atau grade itu lebi banyak menekankan kegagalan dari pada
keberhasilan, dan karena kegagalan itu merupakan dasar dari timbulnya
masalah-masalah, maka sebaiknya laporan sistem kemajuan siswa menghilangkan
kegagalan.
3. Keberhasilan
dan Tingkat Aspirasi
Aspirasi
merupakan yang dicita-citakan seseorang untuk dikerjakan pada masa akan datang
bergantung pada pengamatannya tentang apa yang mungkin baginya. Dalam hubungan
ini guru dapat menggunakan prinsip bahwa tujuan harus dapat dicapai dan para
siswa mampu untuk mencapainya.
4. Pemberian
Pujian
Dalam
pemberian pujian harus diingat bahwa efek dari pemberian pujian ini tergantung
pada diri siswa.
5. Kompetisi
dan Kooperasi
Dalam
kompetisi harus ada kesepakatan yang sama untuk menang.
6. Pemberian
Harapan
Jika
seseorang berhasil melaksanakan tugasnya atau berhasil dalam belajarnya, dia
dapat memperoleh dan mencapai harapannya yang telah diberikan padanya
sebelumnya. Harapan tersebut bisa berupa hadiah, kedudukan, nama baik, atau
sejenisnya.[10]
Peranan guru dalam
memotivasi pembelajaran siswa meliputi:
1. Mengenal
setiap siswa yang diajarnya secara pribadi.
2. Memperliahatkan
interaksi yang menyenagkan.
3. Menguasai
berbagai metode dan teknik mengajar dan menggunakannya secara tepat.
4. Menjaga
suasana kelas supaya para siswa terhindar dari konflik dan frustasi.
5. Memperlakukan
siswa sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.[11]
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Motivasi
adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat pada diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan)
2.
Sifat
motivasi : kekuatan
suatu motif, motif yang berubah- ubah, motifasi asli dan motivasi yang didapat, motif yang alamiah, motif- motif yang lebih ditimbulkan oleh faktor- faktor sosial dan
fisik, motif yang negatif, cara-cara
mendapatkan motif, dan hal- hal yang dapat mempengaruhi motivasi dalam belajar.
3.
Prinsip dalam motivasi: motivasi adalah suatu proses di dalam
individu dan kita menentukan diri
dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku yang dapat diamati.
4. Fungsi
motivasi.
a. Mendorong
tmbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b. Sebagai
pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang di
inginkan.
5.
Seseorang yang
mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan
tugasnya secara tuntas tanpa mennunda – nunda pekerjaan itu.
6. Faktor
– faktor yang mempengaruhi motivasi ialah umur, kondisi fisik, dan kekuatan
intelegensi
7. Aplikasi
motivasi dalam pembelajaran meliputi:
a. Pemberian
Penghargaan atau Ganjaran
b. Pemberian
Angka atau Grade
c. Keberhasilan
dan Tingkat Aspirasi
d. Pemberian
Pujian
e. Kompetisi
dan Kooperasi
f. Pemberian
Harapan
DAFTAR PUSTAKA
Djaali.
“Psikologi Pendidikan I”. (Jakarta: Bumi Aksara 2007)
Hamalik,
Oemar. ”Psikologi Belajar dan Mengajar”. (Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2002 ). Cet ke-3
Mustaqim,
dan Wahib, Abdul. “Psikologi Pendidikan”. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010)
Rahkmat,
Cece. Dkk. ”Psikologi Pendidikan”. ( Bandung : UPI Press. 2006 ). cet ke-1
Santrock,
John W. “Educational Psicology 2”. terj. Tri Wibowo B.S. (Jakarta: Renada Media. 2011). cet. IV
Soemato,
Wasti. “Psikologi Pendidikan”.
(Jakarta: Rineka Cipta. 1998)
[1] Cece Rahkmat,
dkk,”Psikologi Pendidikan” ( Bandung : Upi Press, 2006 ), cet -1 hal.209-210
[2] Wasti Soemato,
Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 203-206
[3] Djaali, psikologi
PendidikanI (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 101.
[4] Mustaqim,
Abdul Wahib, psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),72-77.
[5] Wasti Soemato,
Psikologi Pendidika, 203
[6] Oemar
Hamalik,”Psikologi Belajar dan Mengajar”, (
Bandung : Sinar Baru,Algensindo, 2002 ), cet,ke-3 hal. 181-183
[7] John W.
Santrock, “Educational Psicology 2”, terj. Tri Wibowo B.S , (Jakarta: Renada
Media, 2011), cet. IV, 514
[8] Oemar Hamalik,
173 - 176
[9] Ibid
hal.211-212
[10] Ibid., 184-186
[11] Ibid.,
173-176.
Comments
Post a Comment